Apa yang engkau Sukai dari seorang Wanita /Pria ? (Jujur Lah dalam memilih)

Rabu, 07 Agustus 2013

Jawaban Allah Ketika Kita Membaca Al-Fatihah


Banyak sekali orang yang cara membacanya tegesa-gesa tanpa spasi, dan seakan-akan ingin cepat menyelesaikan shalatnya. Padahal di saat kita selesai membaca satu ayat dari surah Al-Fatihah tersebut, ALLAH menjawab setiap ucapan kita.

Dalam Sebuah Hadits Qudsi Allah Subhanahu Wata'ala ber-Firman: "Aku membagi shalat menjadi dua bagian, untuk Aku dan untuk Hamba-Ku."


■ Artinya, tiga ayat di atas Iyyaka Na'budu Wa iyyaka nasta'in adalah Hak Allah, dan tiga ayat kebawahnya adalah urusan Hamba-Nya.

■ Ketika Kita mengucapkan "Alhamdulillahi Rabbil 'alamin". Allah menjawab: "Hamba-Ku telah memuji-Ku."

■ Ketika kita mengucapkan "Ar-Rahmanir-Ra him", Allah menjawab: "Hamba-Ku telah mengaagungkan-K u."

■ Ketika kita mengucapkan "Maliki yaumiddin", Allah menjawab: "Hamba-Ku memuja-Ku."

■ Ketika kita mengucapkan “Iyyaka na’ budu wa iyyaka nasta’in”, Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku.”

■ Ketika kita mengucapkan “Ihdinash shiratal mustaqiim, Shiratalladzina an’amta alaihim ghairil maghdhubi alaihim waladdhooliin.”
Allah menjawab: “Inilah perjanjian antara Aku dan hamba-Ku. Akan Ku penuhi yang ia minta.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi)

■ Berhentilah sejenak setelah membaca setiap satu ayat. Rasakanlah jawaban indah dari Allah karena Allah sedang menjawab ucapan kita.

■ Selanjutnya kita ucapkan "Aamiin" dengan ucapan yang lembut, sebab Malaikat pun sedang mengucapkan hal yang sama dengan kita.


■ Barangsiapa yang ucapan “Aamiin-nya” bersamaan dengan para Malaikat, maka Allah akan memberikan Ampunan kepada-Nya.” (HR.Bukhari, Muslim, Abu Dawud)

Senin, 05 Agustus 2013

Doa Agar di wafatkan dalam Khusnul Khotimah



Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Saat menjelang kematian merupakan saat kesempatan terakhir bagi setan untuk menyesatkan hamba Allah. Setan berusaha sekuat tenaga untuk menyesatkannya, bahkan terkadang menjelma dalam rupa ayah dan ibunya.

Imam Ibrahim bin Muhammad bin Muflih al-Maqdisi al-Hambali dalam kitabnya Mashaaib al-Insan min Makaa-id al-Syaithan pada Bab ke-22 mengupas tentang usaha setan untuk menyesatkan orang mukmin pada saat kematian. Dalam bab tersebut, beliau menukilkan hadits yang diriwayatkan Abu Dawud dalam Sunannya bahwa  Iblis berkata kepada bala tentaranya pada saat kematian manusia: Berusahalah saat sekarang, karena jika kalian gagal tidak akan ada kesempatan lagi.

Dari Wailah bin al-Asqa’ berkata bahwa Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Talkin (tuntun)-lah orang yang hendak meninggal dengan Laa Ilaaha Illallaah dan berilah kabar gembira dengan surga. Sesungguhnya orang yang mulia, dari kaum laki-laki dan wanita kebingungan dalam menghadapi kematian dan diuji. Sesungguhnya setan paling dekat dengan manusia pada saat kematian. Sedangkan melihat malaikat maut lebih berat daripada seribu kali tebasan pedang.” (HR. Abu Nu’aim)

Abdullah bin Ahmad berkata, “Pada saat saya hadir dalam kematian bapakku, saya membawakan kain untuk mengikat jenggotnya, sementara beliau dalam  keadaan tidak sadar. Kemudian pada saat beliau sadar, mengatakan, ‘Belum, belum!’ Beliau mengucapkan itu berkali-kali. Saya bertanya kepada beliau, ‘wahai bapakku, apa yang tampak padamu?’ Beliau menjawab, ‘setan berdiri di depanku sambil menggigit jarinya seraya mengatakan, ‘aku gagal menggodamu wahai Ahmad.’ Saya katakan, ‘Belum, sebelum saya benar-benar meninggal’.”

Abu Hasan al-Qabisi dalam Risalah Ibnu Abi Zaid meriwayatkan bahwa seorang hamba tatkala sedang menghadapi kematian ada dua setan yang menggoda dari atas kepalanya. Salah satunya berada di sebelah kanan dan satunya lagi di sebelah kiri. Adapun yang di sebelah kanan menyerupai bapaknya lalu berkata, “Wahai anakku, saya sangat sayang dan cinta kepadamu. Jika kamu mau mati, maka matilah dengan membawa agama Nasrani sebab dia adalah sebaik-baik agama.” Dan yang berada di sebelah kiri menyerupai ibunya dan berkata, “Wahai anakku, perutku dahulu tempat hidupmu dan air susuku sebagai minumanmu serta pangkuanku sebagai tempat tidurmu, maka saya minta hendaknya kamu mati dengan membawa agama Yahudi sebab dia adalah sebaik-baik agama.”

Maka menurut Imam al-Ghazali, pada saat itu Allah menggelincirkan orang-orang yang dikehendaki oleh-Nya tergelincir. Demikian itu yang dimaksud dengan firman Allah,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا

“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami.” (QS. Ali Imran: 8)

Maksudnya, Ya Allah janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan pada saat kematian setelah Engkau beri petunjuk kepada kami beberapa kurun waktu.

Jika Allah menghendaki hidayah dan keteguhan pada hamba-Nya, maka datanglah rahmat dan Malaikat Jibril untuk mengusir setan dan mengatakan kepada orang beriman, “Wahai orang mukmin, mereka itu adalah musuh-musuhmu dari kalangan setan, maka meninggallah kamu dalam keadaan membawa agama yang hanif dan syariat Muhammad.” Dan tidak ada sesuatu yang paling dicintai oleh orang beriman kecuali Malaikat itu dan itulah yang dimaksud firman Allah,

وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

“Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).” Selesai perkataan Imam al-Ghazali yang dinukil Imam Ibrahim bin Muhammad al-Maqdisi dalam Menelanjangi Setan, hal. 277-278)

Oleh sebab itu penting sekali kita meminta keteguhan kepada Allah dan dilindungi dari kesesatan khususnya saat sakaratul maut, karena amal-amal kita ditentukan pada penutupnya.

Sangat banyak doa yang diabadikan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam yang bermakna permintaan agar akhir hayat husnul khatimah, di antaranya:

1. Doa agar diwafatkan di atas Islam:

-  Doa Nabi Yusuf 'Alaihis Salam:

تَوَفَّنِي مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ

“Wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang shaleh.” (QS. Yuusuf: 101)

-  Doa tukang sihir Fir’an yang telah bertaubat,

رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَتَوَفَّنَا مُسْلِمِينَ


“Ya Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri (kepada-Mu).” (QS. Al-A’raaf: 126)

2. Doa diteguhkan di atas hidayah,

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran: 8)

يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِيْنِكَ

“Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, teguhkan hati kami di atas agama-Mu." (HR. Ahmad dan at Tirmidzi)

3. Doa agar diselamatkan dari godaan setan saat mengalami sakaratul maut.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَرَمِ وَالتَّرَدِّي وَالْهَدْمِ وَالْغَمِّ وَالْحَرِيقِ وَالْغَرَقِ وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ يَتَخَبَّطَنِي الشَّيْطَانُ عِنْدَ الْمَوْتِ وَأَنْ أُقْتَلَ فِي سَبِيلِكَ مُدْبِرًا وَأَعُوذُ بِكَ أَنْ أَمُوتَ لَدِيغًا

“Ya Allah, sunguh aku berlindung kepada-Mu dari pikun, terjatuh dari ketinggian,  keruntuhan bangunan, kedukaan, kebakaran, dan tenggelam. Aku berlindung kepada-Mu dari penyesatan setan saat kematian, terbunuh dalam kondisi murtad dan aku berlindung kepada-Mu dari mati karena tersengat binatang berbisa.” (HR. Al-Nasai dan Abu Dawud. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Al-Jami’: no. 1282)

Makna berlindung dari penyesatan syetan ketika datang kematian adalah dikuasai olehnya ketika berpisah dari dunia sehingga setan berhasil menyesatkannya, menghalanginya dari taubat, menghambatnya dari memperbaiki dirinya dan meninggalkan kezaliman yang telah diperbuat sebelumnya. Atau menjadikannya putus asa dari rahmat Allah, membenci kematian dan berat meninggalkan dunia sehingga dia tidak ridha dengan ketentuan Allah padanya berupa kematian dan berpindah ke negeri akhirat. Akibatnya dia mengakhiri hidupnya dengan keburukan dan bertemu Allah dalam kondisi murka kepadanya. (Disarikan dari keterangan Imam al-Khathabi dalam Hasyiyah al-Suyuthi).

Penutup

Sesungguhnya akhir hayat kita memiliki kaitan dengan amal kita sejak sekarang. Siapa yang senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah dengan penuh keikhlasan, insya Allah dia akan mengakhiri hidupnya di atas kondisi tersebut. Sebaliknya, siapa yang mengotori hidupnya dengan maksiat dan kejahatan, atau bahkan sengaja menyimpang, kesempatan taubat sering disia-siakan dengan menunda-nunda, atau bahkan mencari-cari pembenaran atas kesalahan, maka biasanya dia akan mengahiri hidupnya dengan su'ul khatimah. Semoga Allah menyelamatkan kita dari kondisi semacam ini.

Selain itu, jangan lupa untuk senantiasa berdoa dan memohon kepada Allah hidayah dan keteguhan sampai ajal menjemput. Allah Mahakuasa terhadap alam semesta untuk menyesatkan atau memberi petunjuk. Jangan tertipu oleh banyaknya amal shalih seorang semua itu menjamin keselamatan sehingga merasa tak butuh kepada Allah. semoga doa-doa di ata dapat membantu kita mengamalkan doa yang berisi permintaan khusnul khatimah. Wallahu Ta’ala a’lam

Hukuman Pendusta Di dunia Semut



Syaikh nabil Al-Audhi bercerita di akun Facebooknya tentang hukuman keras atas pendusta di dunia semut. Pada suatu ketika beliau duduk di satu tempat. Pandangan beliau bergerak mengarah ke sana kemari melihat makhluk Allah dan memperhatikan keajaiban ciptaan-Nya.

Pandangan beliau tertuju kepada seekor semut yang menjelajahi tempat di sekitar beliau. “Dia mencari sesuatu yang saya tidak yakin ia tahu apa yang dicarinya,”tutur beliau. Tetapi dia terus mencari dan mencari, tidak merasa lelah dan bosan.

Di tengah-tengah pencariannya, semut tersebut menemukan sisa tubuh belalang, tepatnya kaki belalang. Ia berusaha mengambil dan menarik kaki belalang tersebut. Ia berusaha membawanya ke tempat tujuannya di dunia semut. Ia sangat bersemangat menyelesaikan pekerjaannya tanpa merasa ada beban. Berusaha dan terus berusaha.

Setelah gagal untuk membawanya, “ia lari dan pergi ke tempat yang tidak kuketahui dan menghilang.” Ujar Syaikh Nabil.

Tak lama ia kembali bersama sekumpulan semut yang banyak. Ternyata semut tersebut mengundang kawan-kawannya untuk membantunya membawa kaki belalang yang gagal dibawanya tadi.

Syaikh mengatakan, “Aku ingin sedikit hiburan dan membawa belalang, tepatnya kaki belalang dan menyembunyikannya.” Sehingga semut tadi dengan dibantu sekawanannya mencari kaki belalang ke sana kemari. Sampai akhirnya mereka putus asa menemukannya. Kemudian mereka semua pergi.

Tak lama berselang, satu semut tadi kembali sendirian. Lalu aku letakkan kaki belalang di depannya. Mulailah ia mengelilinginya dan melihat di sekitarnya. Lalu ia mulai menariknya. Berusaha dan terus berusaha sehingga ia tak mampu lagi melanjutkannya.

Kemudia ia pergi lagi untuk memanggil sekawanannya untuk membantunya membawa kaki belalang yang sedari tadi berusah ditariknya sendiri. Datanglah sekumpulan semut bersama dirinya. “Saat aku melihat kedatangan mereka aku tertawa-tawa dan aku ambil kaki belalang tersebut lalu aku sembunyikan dari mereka,” tutur beliau.

Mereka mencarinya ke sana ke sini. Mencari dengan penuh keikhlasan dan semangat yang membaja. Ia berkeliling ke sana ke sini. Melihat ke kanan dan ke kiri. Berharap melihat dan menemukan kaki belalang tadi. Tapi, ia tak menemukannya. “Aku sembunyikan belalang tersebut dari pandangan mereka,” tutur Syaikh.

Kemudian semut-semut tersebut berkumpul setelah penat mencari. Di tengah-tengah mereka berdiri satu semut yang mengundang mereka. Kemudian mereka menyerangnya dan memotong-motong tubuhnya di depan mata Syaikh dan beliau melihat sendiri kejadian tersebut. Beliau terheran-heran dengan kejadian tersebut. Mereka membunuhnya. Ya, membunuh dan memutilasi seekor semut di depan mata beliau. Karena mereka menyangka bahwa semut tadi membohongi mereka. “Ya, mereka membunuhnya di depanku dan ia dibunuh karena sebab aku,” ujar beliau.

Subhanallah, dalam dunia semut perbuatan dusta adalah perbuatan sangat buruk dan tercela sehingga pelakunya layak dibunuh. Para semut menilai perbuatan bohong adalah termasuk tindak kejahatan.

. . . dalam dunia semut perbuatan dusta adalah perbuatan sangat buruk dan tercela sehingga pelakunya layak dibunuh. . .

Islam Memandang Perbuatan Dusta

Dalam ajaran Islam, perbuatan dusta atau berbohong sangat-sangat dicela. Bahkan Islam mengategorikannya sebagai bagian dari tanda kekufuran dan kenifakan. Karenanya, Umat Islam diperingatkan secara umum agar tidak berdusta.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,

وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

“Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 39)

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآَيَاتِ اللَّهِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

“Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.” (QS. Al-Nahl: 105)

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

“Tanda orang munafik ada tiga: apabila ia berkata dusta, apabila berjanji mengingkari, dan apabila diberi amanat berkhianat.” (Muttafaq ‘Alaih)

Dalam hadits yang sangat masyhur, “Ada empat hal, yang jika berada pada diri seseorang maka ia menjadi seorang munafiq sesungguhnya, dan jika seseorang memiliki kebiasaan salah satu dari padanya, maka berarti ia memiliki satu kebiasaan (ciri) nifaq sampai ia meninggalkannya; bila dipercaya ia berkhianat, bila berbicara ia berdusta, bila berjanji ia memungkiri dan bila bertikai ia berbuat curang.” (Muttafaqun 'alaih)

Maka semaksimal mungkin kita menghindarkan diri dari berbohong. Jangan mudah berkata dusta walau dalam perkara-perkara kecil. Karena demikian itu akan mengurangi kepercayaan orang kepada kita saat kita menyampaikan kebenaran.

Dahsyatnya Siksa Atas Pendusta

Siksa yang diancamkan atas pendusta sangat berat. Dalam hadits Samurah bin Jundab yang sangat panjang, dijelaskan akibat yang akan ditanggung oleh pendusta yang kebohongannya sudah sampai ke ufuk. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menceritakan apa yang beliau temui dalam mimpinya,

فَانْطَلَقْنَا فَأَتَيْنَا عَلَى رَجُلٍ مُسْتَلْقٍ لِقَفَاهُ، وَإِذَا آخَرُ قَائِمٌ عَلَيْهِ بِكَلُّوِبٍ مِنْ حَدِيْدٍ، وَإِذَا هُوَ يَأْتِي أَحَدَ شِقَّيْ وَجْهِهِ فَيُشَرْشِرُ شِدْقَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَمِنْخَرَهُ إِلَى قَفَاهُ، وَعَيْنَهُ إِلَى قَفَاهُ. (قَالَ : وَرُبَّمَا قَالَ أبو رَجَاء: فَيَشُقُّ). قَالَ: ثُمَّ يَتَحَوَّلُ إِلَى الْجَانِبِ الآخَرِ فَيَفْعَلُ بِهِ مِثْلَ مَا فَعَلَ بالجَانِبِ الأَوَّلِ، فَمَا يَفْرُغُ مِنْ ذَلِكَ الْجَانِبِ حَتَّى يَصِحَّ ذَلِكَ الْجَانِبُ كَمَا كَانَ، ثُمَّ يَعُوْدُ عَلَيْهِ فَيَفْعَلَ مِثْلَ مَا فَعَلَ الْمَرَّةَ الأُوْلَى. قَالَ: قُلْتُ لَهُمَا : سُبْحَانَ الله، مَا هَذَانِ؟ قَالَ: قَالاَ لِي : اِنْطَلِقْ اِنْطَلِقْ.

“Kemudian kami berangkat lagi mendatangi orang yang terlentang pada tengkuknya. Ternyata ada orang lain yang berdiri di atasnya sambil membawa kait (yang terbuat) dari besi. Tiba-tiba ia datangi sebelah wajah orang yang terlentang itu, lalu ia robek (dengan kait besi tersebut) mulai dari sebelah mulutnya hingga tengkuknya, mulai dari lubang hidungnya hingga tengkuknya, dan mulai dari matanya hingga tengkuknya. Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam kemudian bersabda: “Selanjutnya orang itu berpindah ke sebelah wajah lainnya dari orang yang terlentang tersebut dan melakukan seperti yang dilakukannya pada sisi wajah yang satunya. Belum selesai ia berbuat terhadap sisi wajah yang lain itu, sisi wajah pertama sudah sehat kembali seperti sedia kala. Maka ia mengulangi perbuatannya, ia lakukan seperti yang dilakukannya pada kali pertama.”

Di penghujung hadits dijelaskan dosa yang diperbuat oleh laki-laki tadi, “Sesungguhnya laki-laki itu setiap keluar dari rumahnya ia berdusta (berbohong) yang kebohongannya sampai ke kaki-kaki langit (tersebar ke mana-mana,-terj)” (HR. Al-Bukhari) dalam riwayat lain, “Ia disiksa demikian hingga tiba hari kiamat.”

Siksa dahsyat yang ditimpakan kepada pendusta di atas terjadi di alam kuburnya sebagai adzab kubur. Ini terus disiksakan atasnya sampai terjadinya hari kiamat. Semoga Allah menyelamatkan kita darinya.

Bahaya...., Lisan Mu bs Menghancurkan PuasaMu



Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam teruntuk Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Lisan memiliki peran sangat penting dalam pelaksanaan ibadah shiyam. Ada beberapa amalan utama di dalamnya yang menjadi domain lisan seperti membaca Al-Qur'an, zikir, doa, dan lainnya. Amalan-amalan tersebut akan menyempurnakan pahala ibadah shiyam.

Sebaliknya, lisan yang tidak dikendalikan akan bisa merusak puasa hilang nilai dan pahalanya. Artinya nilai pahala bisa berkurang, bahkan bisa tidak didapatkan sama sekali akibat kesalahan-kesalahan lisan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

 مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ اَلزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ, وَالْجَهْلَ, فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ

“Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan dusta dan mengerjakannya serta berlaku bodoh, maka Allah tidak butuh kepada ia meninggalkan makanan dan minumannya.” (HR. Bukhari dan Abu Dawud. Lafadznya menurut riwayat Abu Dawud)

Qaul Al-Zuur adalah perkataan yang menyimpang dari kebenaran dan condong kepada kebatilan. Masuk di dalamnya setiap perkataan haram. Misalnya: bohong, ghibah (menggunjing), adu domba, kesaksian palsu, mencaci, mencela, dan semisalnya.

Sebenarnya, Perkataan Zuur diharamkan di mana saja dan kapan saja. Tetapi semakin tegas larangannya dan semakin besar dosanya apabila dikerjakan pada waktu-waktu utama seperti Ramadhan, dan di tempat yang mulia seperti di dua tanah haram, dan pada kondisi yang utama seperti shiyam.

Al-Jahlu juga sebutkan sebagian ulama berkaitan dengan amal lisan. Yakni, perkataan yang menjerumus kepada hal-hal porno dan jorok.

Jadi, perbuatan lisan punya pengaruh yang sangat besar terhadap kegiatan puasa kita. Bahkan sebagian ulama menyebutkan, apabila perbuatan-perbuatan tersebut dilakukan oleh orang yang melaksanakan puasa maka puasanya akan berkurang makna dan pahalanya. Puasanya menjadi tidak sempurna. Walaupun tetap sah puasa yang ia kerjakan dan tak perlu mengulanginya lagi.

Ada sebagian ulama yang memahami makna “maka Allah tidak butuh kepada ia meninggalkan makanan dan minumannya,” adalah keterangan bahwa ibadah tersebut tidak diterima oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

Ibnul Munir dalam Hasyiyah-nya menyebutkan bahwa ini adalah kinayah (kiasan) puasanya tidak diterima. Pendapat lainnya mengatakan, “Puasa yang tercampur dengan al-Zuur tertolak. Sebagian yang lain mengatakan, puasa semacam ini tidak mendapat keridhaan Allah yang menyebabkan diterima puasa.

Ibnul ‘Arabi berkata: tuntutan hadits ini bawha orang yang mengerjakan apa-apa yang telah disebutkan maka tidak diberi pahala atas puasanya.” Maknanya: Pahala orang yang berpuasa tidak sebanding dengan dosa zuur (dusta dan semisalnya) dan yang disebutkan bersamanya.

Bukanlah maksud disyariatkan puasa itu hanya merasakan lapar dan haus, tapi juga menahan syahwat , dan menundukkan nafs amarah kepada nafs muthmainah. Puasa juga sebagai moment untuk membina diri, memuliakan akhlak, dan membaguskan tabiat. Jika tidak bisa demikian maka Allah tidak akan menerima ibadah shiyam tersebut.

Oleh sebab itu, orang yang sedang berpuasa wajib menjaga lisannya. Jangan sampai keluar dari lisannya kecuali yang baik-baik dan mendatangkan keridhaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala seperti membaca kalam-Nya (Al-Qur'an), zikir, doa, menasihati kepada kebenaran, mencegah dari kemungkaran, bertutur kata yang lembut kepada orang lain, tidak emosi dengan kalimat-kalimat kemarahan dan selainnya. Wallahu Ta’ala A’lam.

Sifat-sifat orang ketika di zhalimi



Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada baginda Rasulillah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Saat seseorang dizalimi atau disakiti orang lain ada tiga macam sikap dalam meresponnya. Pertama, membalasnya secara berlebihan. Kedua, membalas sekadar dengan kezaliman tersebut. Ketiga, bersabar, memaafkan dan membuat perbaikan.

Siapa yang membalas secara berlebihan maka ia telah berbuat dosa dari sikap berlebihannya tersebut. Siapa yang membalas sesuai dengan kadar kezaliman yang menimpanya maka ia tidak mendapat dosa dan tidak mendapat pahala. Sedangkan siapa yang bersabar, memaafkan, dan membuat perbaikan maka ialah yang mendapat pahala besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Ta'ala berfirman,

وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.  Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim." (QS. Al-Syura: 40)

. . . Allah menyiapkan pahala besar kepada orang yang memaafkan karena ia memperlakukan hamba dengan sesuatu yang ia suka jika Allah memperlakukan dirinya dengan hal itu. Ia suka kalau Allah memaafkan kesalahannya, karenanya ia memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada dirinya. . .

Dalam ayat ini disebutkan tiga tingkatan dalam merespon tindak kezaliman. Yaitu adil, utama, dan zalim.

Pertama, tingkatan adil ditunjukkan oleh kalimat, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa." Tindakan kejahatan dibalas dengan kejahatan serupa tidak melebihi dan tidak menguranginya. Ini dinilai lebih adil dan memuaskan jiwa orang yang dizalimi. Karenanya Islam menyariatkan qishahs. Yaitu membunuh dibalas bunuh, melukai dibalas melukai yang serupa, dan selainnya. Ini seperti firman Allah yang lain,

فَمَنِ اعْتَدَى عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَى عَلَيْكُمْ

"Oleh sebab itu barang siapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu." (QS. Al-Baqarah: 194)

وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ

"Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar." (QS. Al-Nahl: 126)

"Bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada qishashnya. Barang siapa yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya." (QS. Al-Maidah: 45)

Namun perlu diingat, siapa yang membalas kejahatan dengan yang serupa ia tidak mendapat dosa dan tidak pula mendapat pahala.

Kedua, tingkatan utama, memaafkan dan berbuat baik kepada orang yang telah berbuat buruk kepadanya. Ini ditunjukkan oleh kalimat, "Maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." Artinya, Allah akan memberikan ganjaran yang besar dan pahala yang banyak kepadanya.

Ibnu Katsir berkata: "Maksudnya: Allah tidak akan menyia-nyiakan sikapnya itu di sisi-Nya. Tetapi Allah akan memberikan pahala yang besar dan balasan baik yang setimpal. Disebutkan dalam hadits shahih, "Tidaklah Allah menambah kepada hamba melalui maaf yang ia berikan kecuali kemuliaan"." (HR. Muslim)

Allah menyiapkan pahala besar kepada orang yang memaafkan karena ia memperlakukan hamba dengan sesuatu yang ia suka jika Allah memperlakukan dirinya dengan hal itu. Ia suka kalau Allah memaafkan kesalahannya, karenanya ia memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada dirinya. Karena balasan sesuai dengan jenis amal. (Lihat Tafsir Al-Sa'di)

Namun di sini ada syaratnya, memaafkan tersebut menimbulkan perbaikan. Maka jika orang yang berbuat jahat dimaafkan ia tetap pada kejahatannya atau akan berbuat jahat kepada selainnya atau akan lebih banyak lagi membuat kerusakan maka syariat memerintahkan untuk menghukumnya. Orang seperti ini tidak layak mendapat dimaafkan. Karenanya tidak disyariatkan memberikan maaf kepadanya.  

. . . jika orang yang berbuat jahat dimaafkan ia tetap pada kejahatannya atau akan berbuat jahat kepada selainnya atau akan lebih banyak lagi membuat kerusakan maka syariat memerintahkan untuk menghukumnya. . .

Ketiga, tingkatan zalim disebutkan dalam firman-Nya, "Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” Yaitu orang yang memulai berbuat buruk kepada orang lain atau membalas keburukan orang lain dengan yang lebih banyak daripada keburukannya. Maka kelebihan tersebut dinilai sebagai perbuatan zalim.

Pembagian tiga tingkatan dari ayat di atas sesuai dengan tingkatan orang Islam dalam QS. Fathir: 32. Yakni Zhalimun Linafsihi (menganiaya diri sendiri), Muqtashid (pertengahan), dan Sabiqum Bil Khairat bi Idznillah (lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah).

Maka Muqtashid adalah "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa." Sedangkan Sabiqum Bil Khairat bi Idznillah adalah , "Maka Barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah." sementara zalimun Linafsih adalah "Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” Maka Allah memerintahkan berbuat adil, lalu menganjurkan berbuat yang lebih utama, dan melarang dari berbuat zalim. Wallahu Ta'ala A'lam.

Minggu, 04 Agustus 2013

FADHILAH DAN KHASIAT BISMILLAH.

Fadhilat dan khasiat Bismillah



Junjungan besar kita Nabi Muhammad s.a.w. pernah bersabda:

“Tiada seorang bambapun mengucapkan ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” kecuali Allah s.w.t. perintahkan para malaikat yang bertugas mencatat amal manusia untuk mencatat dalam buku induknya empat ratus (400) kebaikan.”

KHASIAT BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM



Basmallah sebuah kalimat yang tidak asing bagi seorang muslim. Basmallah diucapkan ketika akan memulai setiap perkara yang bermanfaat. Rasulullah bersabda, “Setiap perkara yang tidak dimulai dengan bismillah (dalam riwayat lain: dengan mengingat Allah), maka amalan tersebut terputus (kurang) keberkahan-Nya.”

Syekh Muhd.Abdul berkata didalam tafsirnya : “Al-Qur’an itu Imam dan ikutan kita,karena itu Al-Qur’an dimulai dengan kalimat ini,yaitu dengan Bismillah.Itu satu petunjuk bagi kita agar sekalian perbuatan kita dimulai dengan membaca Bismillah.”

Dzikir kalimat basmalah ini mengandung keutamaan, diantaranya sebagai berikut:

Dilindungi Allah dari gangguan Jin dan Setan

Dan sabda Rasulullah: “Penghalang antara mata jin dan aurat Bani Adam, apabila salah seorang dari mereka melepas pakaiannya, ialah dengan membaca Bismillah.”

“Apabila seorang masuk ke rumahnya dan mengingat Allah (berdzikir) ketika masuknya dan ketika makan, maka setan berkata: “Tidak ada tempat istirahat dan makan malam untuk kalian.” Dan apabila ia masuk dan tidak mengingat Allah ketika masuk, maka setan berkata: “Kalian telah mendapatkan tempat istirahat.” Dan apabila ia tidak mengingat Allah ketika makan, maka ia berkata:”Kalian mendapatkan tempat istirahat dan makan malam”

Dilindungi Allah dari gangguan orang yang bermaksud jahat

Ketika Khalid bin Walid tertimpa kebimbangan, mereka berkata kepadanya, “Berhati-hatilah dengan racun, jangan sampai orang asing memberikan minum padamu,” maka ia berkata, “berikanlah kepadaku,” dan ia pun mengambil dengan tangannya dan membaca: “Bismillah,” lalu ia meminumnya. Maka sedikitpun tidak memberikan bahaya kepadanya.

Hadist tersebut diatas memperjelas betapa pentingnya mengucapkan basmallah ketika akan memulai suatu pekerjaan sehari-hari yang bersifat positif. Selain khasiat diatas, Basmallah dapat memberikan berbagai manfaat lain bagi kita (keilmuan saya ambil dari berbagai kitab, dan saya sertakan juga sebagian pengamalan nyata setelah mengamalkannya)

Fadilatnya:

1. Di cintai oleh semua manusia

2. Dihormati serta di muliakan oleh semua mahluk

3. Menarik Rezeki baik Lahir maupun Ghaib

4. Penjagaan & Keselamatan

5. Dapat menundukkan semua golongan Jin

6. Tidak tergelincir ketika berjalan di atas Air

7. Menyembunyikan diri dari penglihatan orang ( Halimun )

8. Pelaris

9. Mengirimkan suara jarak jauh

10. Dapat menawarkan Racun

11. Kebal terhadap segala macam senjata tajam

12. Dapat mengubati penyakit lahir maupun Batin

13. Anti sihir, ilmu hitam, tenung dan sejenisnya

14. Dapat menawarkan Bisa binatang

15. Bantuan khusus dari Allah

Berbagai Khasiat Basmalah:

1.Menumbuhkan Wibawa yang Besar.

Bila kalimat bismillah (huruf arab) ditulis pada kertas sebanyak 600 kali dengan tatacara yang benar. Kemudian dilipat dan dibawa kemana pun anda pergi, InsyaAllah tidak ada orang yang akan mencelakai anda, pancaran aura anda akan terlihat berkali lipat lebih berwibawa dihadapan kawan maupun lawan.

2. Menghindarkan dari sesuatu yang tidak diinginkan.

Bila kalimat bismillah (huruf arab) ditulis pada kertas atau kain sebanyak 113 kali pada permulaan bulan Muharam disertai dengan tatacara yang benar kemudian dibawa kemana saja anda pergi. InsyaAllah anda akan terhindar dari sesuatu yang anda benci.

3. Mendatangkan Bermacam Hajat.

Bacalah bacaan basmallah sebanyak 12000 kali dan setiap selesai 1000 kali baca shalawat:”Allahumma sali wa sallim ala sayyidina Muhammad.” Lalu berdoalah pada Allah apa yang diminta, InsyaAllah segera terkabul. Selama isi doa itu baik (positif).

4. Melariskan Dagangan.

Karomah / khasiat basmallah dapat juga untuk tujuan melariskan dagangan, selama barang dagang tersebut HALAL, dengan cara membaca kalimat basmallah sebanyak 786 kali, setiap hari selama 7 hari berturut-turut. InsyaAllah dagangan anda dalam waktu cepat atau lambat akan semakin laris.

5. Mencerdaskan akal.

Bacakan kalimat basmallah pada segelas air yang biasa kita minum (banyaknya air sesuai kebutuhan) sebanyak 786InsyaAllah akan mudah menghafal sesuatu dan otaknya bertambah cerdas. Lakukan ikhtiar ini selama 7 hari berturut-turut. Bisa untuk diri pribadi, anak, atau orang lain. kali pada saat matahari sedang terbit atau menjelang terbit. Kemudian minumkan pada orang yang dikehendaki

6. Aman dari gangguan setan.

Bacalah kalimat basmallah sebanyak 21 kali ketika akan menjelang tidur. Usahakan jangan mengatakan sesuatu setelah membaca basmallah sampai akhirnya tertidur. InsyaAllah tidur anda akan tenang dan aman dari gangguan setan / mimpi buruk.

7. Memperlancar Persalinan.

Caranya kalimat basmallah ditulis di dalam gelas, lalu dituang dengan air zam-zam atau air tawar kemudian diminumkan kepada orang yang susah melahirkan. InsyaAllah akan mempermudah melahirkan.

8. Dan diantara khasiat ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” dan ‘LA HAU LAWALA QHU WATAILLA BILLAHI ALIYIL AZIM” maka ia dihindarkan daripada tujuh puluh musibah diluar keperihatinan, kesusahan, penyakit akal dan membebel.

9. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 21 kali ketika hendak tidur maka ia aman dari syaitan laknatullah, kecurian, maut mendadak dan bala.

10. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” ketika hendak bersetubuh (jimak) maka anaknya kelak cerdas dan terbuka hatinya serta menjadi anak yang soleh dan baginya kebajikan sejumlah tarikan nafas anaknya itu.

11. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ 41 kali pada telinga orang yang pengsan maka ia akan segera siuman (sedar).

12. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 313 kali dan selawat atas Nabi Muhammad s.a.w. 100 kali pada hari Ahad disaat matahari terbit dengan menghadap kearah Kiblat maka Allah s.w.t. memberi rezeki tanpa diduga bersamaan fadhal dan kemurahan Allah s.w.t.

13. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 786 kali lalu ditiupkan pada air lalu diminumkan kepada orang yang bebal selama tujuh (7) hari disaat matahari terbit maka lenyaplah kebeballannya dan ia akan hafal apa yang didengarnya.

14. Barangsiapa membaca ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 50 kali dihadapan orang yang zalim atau penguasa yang bengis maka ia akan tunduk atau ketakutan.

15. Terpelihara Dari Rasukan Jin Dan Syaitan –Tulis sebanyak 35 kali lalu pasangkan pada pintu. InsyaAllah, jin dan syaitan tidak akan berani masuk.

16. Barangsiapa menulis ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM” 101 kali diatas kertas lalu diletak disawah padinya maka sawahnya akan subur dan terpelihara dari bencana dan kalau dituliskan pada kain kafan 70 kali maka mayatnya yang berselimutkan kain kafan itu akan aman dari bahaya Munkar dan Nakir juga ia terlindung dari siksa kubur.

17. Barangsiapa menulis ‘ARRAHMANIRRAHIM’ sebanyak 50 kali khalimat tersebut didalam bahasa Arab lalu dibawa dan pergi kehadapan orang yang zalim maka ia akan aman dari keburukannya, dan saat menghadap itu bacalah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ sebanyak 50 kali.

18. Ikhtiar mohon anaknya hidup dan sihat: tulislah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ dengan huruf Arab lalu dipakaikan kepada perut perempuan yang sedang hamil itu.

19. Mohon maju perniagaannya: bacalah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ sebanyak 786 kali dihadapan dagangannya lalu dihembuskan. Demikianlah dilakukan selama 7 hari. (Is’adurrafiq)

20. Ikhtiar mendapat ikan dengan cepat: Tulislah ‘BISMILLAHHIRRAHMANNIRRAHIM’ diatas timah lalu diletakkan pada jaring atau kail. Insyaallah berduyunm-duyun datang ikan dari segala penjuru.

Tatacara ijazah dan amalan Bismalah Untuk Perawat

Pengijazahan yakni dibacakan al-fatihah dan dihadiahkan kepada rasullullah, keluarga dan sahabat baginda serta para wali allah, guru-guru agama di dunia sama ada yg masih hidup dan yg telah meningga dunia dan seluruh sekolah pondok di Malaysia, Patani dan Indonesia mohon agar mendapat perlindungan Allah. Hanya niat pada pertama kali mula membaca dan beramal. Ilmu ini baik dan bermanfaat. Setelah itu lengkaplah ijazahnya kerana Allah Ta’ala. Maka telah tamat ijazahnya

1. Berpuasa 7 Hari yang di mulai hari Jumaat ( Puasa Biasa )

2. Membaca Bismillah 786 x setiap selesai solat fardu

3. Membaca Basmillah 3x setiap selesai membaca Basmalah yg 786 x

4. Setiap selesai Solat isya membaca Bismillah 12000x, tiap-tiap mendapat 1000 x melaksanakan solat sunat hajat 2 Raka’at.

5. Selalu dalam keadaan Wudhu

6. Memperbanyak Selawat

7. Selesai puasa 7 hari pada hari jumaatnya pergi ke Masjid sebelum masuk diwajibkan untuk bersedekah seadanya kepada 7 Faqir Miskin, selesai solat Jumaat bacalah basmalah 3 x

8. Setelah selesai Basmalah didawamkan rutin ba’da subuh dan Maghrib (solat sunat)

9. Kalau mempunyai hajat apa saja, anda tinggal membaca Bismillah 786 x kemudian dengan izin Allah hajat anda di kabulkan oleh Allah seketika.

10. Untuk perubatan dan Pelaris di baca kan ke Air lalu di minumkan.

11. Untuk melihat makhluk ghaib di bacakan ke kasturi asli/kasturi putih/kasturi hitam sebanyak 12000x dan dizikirkan surah Surat Al-Mulk ayat 14, Surat Al- An’am Ayat 103 dan Surah Qaf ayat 22 sebanyak 71x dan ditiupkan di kasturi tersebut, kemudian disapukan di antara 2 alis dan teruskan wirid bismillahirrahmanirrahim hingga nampak mkahluk ghaib.

12. Untuk mengusir sihir dan sejenisnya di bacakan pada air, kemudian diusapkan ke seluruh anggota badan pesakit

ISMUL A’ZOM

Imam Abi Hamid Al-Ghazali menerangkan dalam kitabnya Al-Maqshadul asna syarhi asmaa illahi Husna:

“Sebuah warid menerangkan, Rasulullah saw berkata: “Ismul a’zam terdapat dalam dua buah ayat. Pertama “Wa ilaa hukum” sampai akhir (Ar-Rahim) dan kedua, ayat permulaan surah Ali Imran, yaitu “ Alif laam miin sampai akhir” (alQayyuum).

Menurut imam Al-Ghazali, Ismul A’dhom adalah ayat berikut:

Wa ilaahukum ilaahun waahid, laa ilaaha illa huwar rahmaanur rahim. Alif laam miim. Alaahu laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyum. Allaahumma innii as aluka bi annii asyaduannaka antallaahu laa ilaaha illaa antal ahadush shamadu lam yalid walam yuulad walam yakun lahuu kufuwan ahad.

Ertinya: Dan Tuhan kamu adalah Tuhan yang satu. Tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Dia (Allah) yang maha Pengasih dan Penyayang. Alif Laam Miim (Hanya Allah yang mengetahui maksudnya) Allah, Dialah Tuhan yang mutlak disembah, tidak ada Tuhan selainNya, hanya Dia yang maha Hidup dan Berdiri Sendiri. Aku meminta kepadaMu ya Allah, bahwa aku menyaksikan tidak ada Tuhan yang patut disembah hanya Engkau yang maha Esa, Engkau tempatku meminta, Engkau tidak dilahirkan dan tidak melahirkan, dan tidak ada siapa juga yang menyekutui Engkau.

KHASIAT ISMUL A’ZOM

Selain itu Imam Al-Ghazali menerangkan ada sebuah hadis yang menerangkan bahwa pada suatu peristiwa Rasulullah saw mendengar seseorang yang mengucapkan do’a seperti tersebut diatas. Lalu Rasulullah saw berkata: “Demi diriku yang dijadikan Tuhan, sesungguhnya dia berdo’a dengan ismul a’zam. Apabila meminta dengannya nizcaya diberi Tuhan dan apabila berdo’a dengannya, niscaya diperkenan Tuhan.

WAJIB Memakai Jilbab / Kerudung dan dasar nya dalam Al Qur'an (Bukan Sekedar Ciri Khas Muslim akan tetapi Perintah Allah SWT)



يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)
"Hai Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[] ke seluruh tubuh mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
[
] Jilbab ialah sejenisbaju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada.
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَبِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلالِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْأَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِيإِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْأَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِالَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَبِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَىاللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
" Katakanlah kepada wanitayang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, danjanganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlahMenampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelakimereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengertitentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahuiperhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung."
يَا أَيُّهَاالنَّبِيُّ قُلْلأزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَعَلَيْهِنَّ مِنْجَلابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلايُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُغَفُورًا رَحِيمًا (٥٩)
"Hai Nabi, Katakanlah kepadaisteri-isterimu, anak-anak perempuanmu danisteri-isteri orang mukmin:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya[] keseluruh tubuh mereka".yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untukdikenal, karena itu merekatidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagiMaha Penyayang."
[
] Jilbab ialah sejenisbaju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala,muka dan dada. (al ahzab:59)
وَقُلْلِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَفُرُوجَهُنَّوَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَبِخُمُرِهِنَّعَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلالِبُعُولَتِهِنَّ أَوْآبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْأَبْنَائِهِنَّ أَوْأَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِيإِخْوَانِهِنَّأَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَامَلَكَتْأَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الإرْبَةِ مِنَالرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِالَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِالنِّسَاءِ وَلا يَضْرِبْنَبِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَمِنْ زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَىاللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَاالْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (٣١)
" Katakanlah kepada wanitayang beriman: "Hendaklah mereka menahanpandangannya, dan kemaluannya, danjanganlah mereka Menampakkan perhiasannya,kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. dan hendaklah mereka menutupkan kainkudung kedadanya, dan janganlahMenampakkan perhiasannya kecuali kepada suamimereka, atau ayah mereka, atauayah suami mereka, atau putera-putera mereka,atau putera-putera suami mereka,atau saudara-saudara laki-laki mereka, atauputera-putera saudara lelakimereka, atau putera-putera saudara perempuanmereka, atau wanita-wanita Islam,atau budak- budak yang mereka miliki, ataupelayan-pelayan laki-laki yang tidakmempunyai keinginan (terhadap wanita) atauanak-anak yang belum mengertitentang aurat wanita. dan janganlah merekamemukulkan kakinyua agar diketahuiperhiasan yang mereka sembunyikan. danbertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,Hai orang-orang yang beriman supayakamu beruntung." (QS An Nuur:31)
 
Firman Allah SWT dalam Surah Al Ahzab :59 dan Surah An Nuur:31 diatasPerintah Allah diatas adalah jelas dan tegas yang wajib hukumnya bagi kaum wanita.
lo...mas / mbak admin (TS) wajib dari mana ...???
 
hukum wajib memakai jilbab ada dijelaskan dalam permulaan surah An Nuur :Firman Allah SWT :
سُورَةٌ أَنْزَلْنَاهَا وَفَرَضْنَاهَا وَأَنْزَلْنَافِيهَا آيَاتٍ بَيِّنَاتٍ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ (١)
" (ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam) nya, dan Kami turunkan didalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya."
 
pada awal permulaan surah An Nuur telah dijelaskan bahwa hukum hukum yangada di dalam surah An Nuur adalah wajib hukumnya untuk di jalankan. salah satunya yang terkandung dalam surah An Nuur adalah Perintah memakai Jilbab. Dari bunyi ayat diatas jelaslah wanita yang tidak memakai kerudung telah melakukan dosa yang besar karena ingkar kepada hukum syariat Islam yang diwajibkan oleh Allah.
 
Seorang wanita yang mengaku dirinya seorang muslimah, yaitu tunduk dan patuhkepada seluruh perintah Allah, harus berpakaian muslimah didalam hidupnya,yaitu terdiri dari jilbab dan pakaian yang menutup seluru hanggota tubuhnya,berlengan panjang sampai pergelangan tangannya dan memakai rok yang menutup sampai mata kakinya.
 
Sadar ataupun tidak setiap kali kita melakukan shalat 5 waktu kitasenantiasa bersumpah kepada Allah SWT, "La syarikallahuwabidzalika ummirtuwa anna minal muslimin. " Yang artinya "Tiadasyarikat bagi Engkau danaku mengaku seorang muslimah" kalimat sumpah dan janji kepada Allah Untukmentaati Perintahnya dan Menjauhi larangannya senantiasa kita ucapkan di dalamshalat. seseorang yang berjanji palsu dihadapan Allah, tentu berat hukumannyadidalam neraka.
 
Katakanlah:Apakah (mau) Kami beritahu tentang orang-orang yang palingmerugiperbuatannya? Yaitu orang-orang yang sia-sia saja perbuatannya dalamkehidupan dunia, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat usaha yangsebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang mengingkari (kufur) terhadapayat-ayat Allah dan menemui-Nya, maka hapuslah amal pekerjaan mereka, dan Kamimengadakan suatu pertimbangan terhadap (amalan) merekadi harikiamat.Demikianlah, balasan mereka ialah jahanam, disebabkan merekakufur/ingkar dan karena mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan Rasul-rasul- Kusebagai olok-olok.(Surat Al-Kahfi (18) ayat 103-106)
Kaum wanita menyangka bahwa tidak memakai jilbab adalahdosa kecil yangtertutup dengan pahala yang banyak dari shalat, puasa,zakat dan haji yangmereka lakukan. Ini adalah cara berpikir yang salah harus diluruskan. Kaumwanita yang tak memakai jilbab, tidak saja telah berdosa besar kepada Allah,tetapi telah hapus seluruh pahala amal ibadahnya.
 
Pertanyaan : Ah Masak sih cuman satu ayat aja jadi kufur ......??
 
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila allah dan rasul-nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai allah dan rasul-nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yangnyata (al ahzab :36)
 
Jawaban : JIKA ADA YANGMAU TAWAR MENAWAR TENTANG HUKUM ALLAH SILAHKAN TAWAR SENDIRI. Allah SWTmenciptakan kita untuk bertaqwa, mengerjakan perintahnya dan menjauhilarangannya. Jika ada 1 perintah allah SWT yang mau di tawar silahkan ajukan penawaran sendiri.
 
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di mukabumi tanpaalasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. DAN JIKAMEREKA MELIHAT JALAN YANGMEMBAWA PETUNJUK MEREKA TIDAK MAUMENEMPUHNYA, TETAPI JIKA MEREKA MELIHAT JALANKESESATAN MEREKA TERUSMENEMPUHNYA. Yang demikian itu adalah karena merekamendustakanayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya. Danorang-orangyang mendustakan ayat-ayat Kami dan mendustakan akan menemuiakhirat,sia-sialah perbuatan mereka. Mereka tidak diberi balasan selain dariapayang telah mereka kerjakan. (Al A'raaf:146-147)
 
MAHA BENAR ALLAH ATAS SEGALA FIRMAN NYA
 
Ingatlah wahai Saudariku semua (Jilbab/kerudung) adalah perintah dariAllahSWT, untuk menutup Aurat. Lupakah Kita Bagaimana Adam Dan Hawa DiUsir DariSyurga Karena membuka Aurat mereka....??!?!?!?



Sabtu, 03 Agustus 2013

Kelembutan Rasulullah terhadap Penjahat


Tsumamah bin utsal al-hanafi sebelum masuk islam adalah orang yang selalu memusuhi Rasulullah saw, di belakang Rasulullah saw selalu menjelek-jelekkan rasulullah saw, menghina, memfitnah dan seabreg kejahatan lainnya. Kalau ada kesempatan ingin membunuh langsung Rasulullah saw, namun gagal , maksud jahatnya ketahuan oleh pamannya sendiri.


Kesal gagal membunuh Rasulullah saw , dilampiaskan kepada para sahabat Rasulullah saw, setiap ada kesempatan di siksa para sahabat rasulullah saw hingga ada yang sampai yang di bunuh dengan teramat keji.

Karena sudah sangat membahayakan, maka bagi para sahabat ,rasulullah saw mengizinkan untuk menangkapnya , dan kalau pun terbunuh hal tersebut memang layak di dapatkan.

Suatu hari tsumamah ingin ke mekkah, apes..ketangkep dengan para sahabat rasulullah saw dan segera di ikat (borgol) untuk di bawa ke madinah.

Sampai di madinah para sahabat langsung ikat ke tiang masjid agar tidak lari, sebab para sahabat tau nih orang sangat jahat, nangkapnya susah kalau terlepas bisa berabe, akan banyak korban-korban dari muslimin terutama yang imannya masih lemah.

Ketika memasuki masjid nabawi , rasulullah saw melihat tsumamah , diam saja segera berlalu dan memerintahkan para sahabat untuk memperlakukan nya dengan baik.
(liat akhlak dan budi pekerti Rasulullah saw terhadap tawanan dikasih makan, minum, kalau ada hajat ke kamar mandi segera lepaskan dulu..di perlakukan dengan baik gembong biang-dari biangnya jahat , kalau kita barangkali tembak mati atau setrum aja selesai, atau gantung atau hukum pancung berkurang orang jahat di muka bumi)

Setiap pagi Rasulullah saw memerintahkan istrinya untuk membawakan makanana dan susu kambing untuk tsumamah.
Enak benar jadi tawanan rasulullah saw bukan kurus namun barangkali akan sehat dan bertambah gemuk, Cuma diikat saja tangannya di tiang masjid maklum terpidana pembunuhan berdarah dingin memang layak dan pantas didapatkan

Setiap masuk masjid rasulullah saw menanyakan keadaan tsumamah
“Apa kabar hai tsumamah, bagaimana keadaanmu, perasaanmu?

Tsumamah menjawab : “keadaan saya adalah baik-baik saja , hai Muhammad...! bila engkau mau membunuhku , memang aku orang yang berhutang darah, bila engkau inginkan tebusan berapa yang engkau pinta, akan aku penuhi semua itu.”

Rasulullah saw tidak menjawab langsung meninggalkannya.

Seperti biasa di masjid nabawi , rasulullah saw mengadakan sholat berjamaah, mengajarkan alqur`an, mengajarkan bimbingan-bimbingan syariah yang suci dan mulia, mendengarkan curhat para sahabat, dan kemuliaan-kemuliaan lainnya.

Dari pagi hingga malam hingga rasulullah saw pulang ke rumahnya, seluruh aktivitas rasulullah san para sahabat dilihatnya , tidak ada yang lupu darinya

Hari kedua seperti biasa rasulullah saw menghampiri tsumamah dan menanyakan keadaan dan perasaannya, dan seperti di hari pertama tsumamah menjawab dengan jawaban yang hampir serupa.

Kembali Rasulullah saw meninggalkannya dan seperti biasa mengerjakan aktivitas di masjid.

Hari kedua tsumamah melihat kembali aktivitas rasulullah saw dan para sahabatnya.

Memasuki hari keempat seperti biasa rasulullah saw menanyakan keadaan dan perasaan tsumamah, dan seperti biasa tsumamah menjawab dengan jawaban yang hampir sama dengan hari-hari sebelumnya.

Rasulullah saw berkata ; “lepaskan tali yang mengikat tsumamah”
Walau agak berat, para sahabat segera melepaskan tali yang mengikat tsumamah.

Begitu lepas tsumamah segera pergi ke luar masjid, lalu kembali lagi ke dalam masjid

Dan berkata : Ya Muhammad ...”Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan aku bersaksi bahwa engkau (wahai muhammad ) utusan Allah

|Lalu tsumamah berkata kemudian : Wahai Muhammad, Demi Allah, sebelum aku berada di tempat ini (maksud masjid nabawi) , tiada wajah yang paling aku benci selain wajahmu dari seluruh wajah yang ada di muka bumi ini

Tiada agama yang paling aku cintai seperti agamamu saat ini (yaitu islam)

Tiada yang paling aku cintai selain kotamu ini (yaitu madinah)

Ya Rasulullah ..(maklum sudah islam sekarang manggilnya lain dan suara lebih rendah tidak seperti ketika di tangkap)
“Aku dahulu sering membunuh para sahabatmu, apa yang akan engkau lakukan terhadap diriku ini?

Liat jawaban Rasulullah saw :
Wahai tsumamah tidak ada tuntutan apa-apa terhadap dirimu, karena sesungguhnya agama islam memaafkan atas perbuatanmu selama ini.

Lalu Tsumamah berkata: Ya Rasulullah sebenarnya disaat pertama kali aku melihat wajahmu, aku ingin segera memeluk agama islam, namun aku tidak ingin kawanku menyangka aku masuk islam karena terpaksa, maka kubiarkan tanganku terikat .

Rasulullah saw sebenarnya tahu tsumamah akan masuk islam, bisa saja rasulullah saw memerintahkan saat itu juga agar melepaskan tsunmamah namun beliau tetap mengikatnya selama tiga hari untuk memberikan pelajaran kepada para sahabatnya dan umat islam kemudian kelak bagaimana seharusnya memperlakukan tawanan/penjahat perang.


Indahnya budi pekerti Rasulullah shalallahu alaihi wasallam.

Nama Setan dan Pekerjaannya.


Khanzab adalah setan pengganggu orang salat.

Walhan adalah setan yang menggoda orang yang berwudhu dan membisikinya.

Dasim adalah setan yang mengganggu keluarga dan rumah.

Abyadh, setan paling buruk dan kuat menggoda para nabi.
Mujahid berkata,”Di antara keturunan setan adalah


Laqnis dan Walhan,keduanya menggoda orang yang bersuci dan sholat. Keduanya digelari dengan al-Hafaf dan Murrah.

Zalanbur, Setan yang menggoda di pasar yang menghiasi hal yang sia-sia, sumpah, dusta dan memuji barang dagangannya.

Bathar setan yang menggoda orang yang tertimpa musibah, membisikinya supaya mencakar wajah, memukul pipi, dan merobek kantong bajunya sendiri.

Al-’Awar adalah setan penggoda orang yang berzina dengan menyebarkannya di kelamin laki-laki dan ketuaan pada perempuan.”

Mathus, setan pemilik berita dusta yang disebarkan melalui mulut-mulut manusia yang tidak ada sumbernya.

Dasim, yakni bila seorang memasuki rumah tanpa mengucapkan salam dan tidak mengingat Allah, maka dia dapat melihat harta kekayaan seseorang selama belum di angkat atau diperbaiki tempatnya. Bila seseorang makan dan tidak membaca basmallah, maka dia akan makan bersamanya.

Al ‘Amasy berkata,”Ketika aku masuk ke dalam rumah dan tidak menyebut nama Allah SWT, serta tidak bersalam aku melihat api.

Aku berkata,”Angkatlah, dan aku berbantahan dengannya. Kemudian aku ingat dan berkata, “Dasim, Dasim, Aku berlindung kepada Allah SWT darinya.”

Ubay bin Kaab meriwayatkan dari Nabi SAW. Beliau bersabda,
“Sesungguhnya wudhu itu ada setannya yang bernama Walhan.
Maka takutlah kalian semua dari sifat was-was pada air.”Diriwayatkan oleh Tirmidzi.
Muslim meriwayatkan dari Ustman bin Abi Al Ash. Dia berkata,
 “Ya Rosulullah, setan telah menghalangi antara diriku dan salatku dan tanda-tanda yang ia kenakan padaku.
” Rosulullah bersabda,’Itu adalah setan yang di sebut Khanzab.
Maka bila engkau merasakannya, berlindunglah kepada Allah darinya, dan meludahlah ke sebelah kirimu tiga kali.

‘Maka aku melakukan itu dan Allah menghilangkannya dariku.”

Sumber: Hikaya Ash-Shufiyyah, Muhammad Abu Al-Yusr ‘Abidin.

Malaikatul maut Mencabut Nyawanya Sendiri

Malaikat Izrail yang telah diberi tugas oleh Allah SWT sebagai malaikat pencabut nyawa. Kelak pada saat Malaikat Israfil yang bertugas meniup terompet sangkakala, maka nanti kiamat akan terjadi. Saat itu semua yang hidup akan mati.

Hari itu kiamat telah tiba, dan sang sangkakala pun ditiuplah sebanyak 3 kali Masing-masingny a adalah :


1. Nafkhatul faza’ (tiupan yang mengejutkan, menakutkan)
Ini sebagaimana firman Allah : “Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87)

2. Nafkhatu ash-sha’qi (tiupan yang mematikan, membinasakan)

3. Nafkhatul ba’tsi (tiupan yang membangkitkan)
pada saat sangkakala ditiup oleh malikat Israfil, maka matilah semua makhluk, kecuali:

1. Malaikat Jibril.
2. Malaikat Izrail.
3. Malaikat Israfil.
4. Hamalatul Arsy.

Kemudian Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat Izrail untuk mencabut roh-roh semua malaikat-malaikat di atas. Dan malaikat Izrail melaksanakan perintah Allah SWT tersebut.

Malaikat IZRAIL Menjerit denganKeras.
Setelah ketiga malaikat tadi sudah dicabut, giliran Malaikat Izrail, hanya ada Allah SWT dan malaikat Izrail saja setelah itu. Allah SWT berfirman, "Hai Malakulmaut (malaikat izrail), tidakkah kamu mendengar FirmanKu, Kullu Nafsin Dza'iqatul maut, tidakkah engkau tahu setiap yang bernyawa itu akan merasakan mati."

Allah SWT berfirman lagi, "Aku jadikan engkau untuk tugas itu dan engkau juga harus mati." Dalam riwayat lain diceritakan bahwa ketika Allah SWT memerintahkan Malaikat Izrail untuk mencabut nyawanya sendiri. Maka pergilah Malaikat Izrail ke sebuah tempat antara surga dan neraka. DI tempat itulah Malaikat Izrail mencabut rohnya sendiri.

Saat rohnya dicabut, maka menjeritlah Malaikat Izrail dengan sangat keras, bahkan dengan jeritannya itu bila masih ada makhluk yang hidup, maka dia akan binasa, karena jeritannyasuper dahsyat.

Malaikat Izrail berkata, "Kalaulah aku tahu bagaimana sakitnya saat roh dicabut, maka aku sudah barang tentu akan mencabut roh orang-orang mukmin dengan cara yang paling lembut sekali."

Setelah Malaikat Izrail mati, maka tinggal Allah SWT sajalah yang Maha Berdiri, Maha Esa, Maha Berkuasa, Maha dan Maha lainnya.

Manusia Dibangkitkan.
Nah, setelah hanya Allah SWT saja yang ada, maka Allah SWT kemudian menghidupkan Malaikat Israfil dan Hamalatul Arsy.

Allah SWT memerintahkan Malaikat Israfil untuk meletakkan terompet sangkakala di mulutnya, menunggu perintah Yang Maha Kuasa selanjutnya (belum ditiup).

Kemudian malaikat ketiga yang dihidupkan Allah SWT adalah Malaikat Jibril, dan yang keempat Malaikat Mikail. Dan setelah Malaikat Jibril dan Mikail dihidupkan
Allah SWT memerintahkan Malaikat Jibril dan Malaikat Mikail untuk pergi ke makam Rasulullah SAW dengan membawa perhiasan-perhi asan dari surge dengan mengendarai BUROQ (Sejenis hewan tunggangan Rasulullah SAW pada saat Isra' Mi'raj).

Kemudian Allah SWT menghidupkan Nabi Muhammad SAW, barulah kemudian semua manusia dihidupkan. Semua manusia keluar dari dalam perut bumi dalam keadaan telanjang bulat, berjalan menuju Tuhan mereka. Kemudian mereka (manusia) berhenti di suatu tempat selama 70 tahun dan Allah SWT membiarkan mereka. Hanya isak tangis, banjir air mata hingga sampai mulut manusia itu sendiri. (Riwayat Abu Hurairah ra).

** Sepenggal Amanah :

Beruntunglah kita umat Nabi Muhammad SAW karena Beliau telah Menyampakan Ucapan Yg Benar Lagi Nyata karena tiada penolong di pemberhentian 70 tahun itu selain amal ibadah kita selama hidup di dunia ini.

4 Ciri-ciri wanita Penghuni Surga


1.menjaga diri dari perbuatan haram dan berbakti kepada Allah dan suaminya.. .

2.Wanita yang banyak keturunannya..penyabar serta menerima dengan senang hati dalam segala keadaan hidup bersama suaminya.. .

3.Wanita yang bersifat pemalu.. Jika suaminya pergi maka ia menjaga dirinya dan harta suaminya.. Jika suaminya datang maka ia mengekang mulutnya dari perkataan yang tidak layak kepadanya..


4.Wanita yang apabila ditinggal mati suaminya..mengekang diri untuk tidak menikah karena takut anak-anaknya akan terlantar.. .Pasangan suami isteri yang saleh adalah pasangan yang senantiasa melestarikan amalan ahli surga..

Sebagaimana keberhasilan Rasulullah dalam membina rumah tangganya..hingga beliau menyatakan..
"Rumahku adalah surgaku".. Artinya.. Rumah yang dihuni oleh isteri yang shalehah adalah yang mampu menciptakan bayang-bayang kenikmatan surgawi.. .Salah satu ciri wanita yang mampu menciptakan bayang-bayang kenikmatan surgawi adalah wanita yang memiliki rasa malu...
~Malu bergaul dengan sembarang orang..
~Malu mengumbar aib suami..
~Malu melakukan maksiat..dan terpenting..
~Malu melakukan sesuatu yang tidak diridhai Allah
ataupun suaminya.. Semoga tulisan kecil ini bermanfaat.Aamiin

Kisah Tujuh Mayat dalam Kubur.



Ada seorang pemuda yang kerjanya menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut bertemu dengan seorang ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertobat kepada Allah Dia berkata, "Selama aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 hal ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Karena aku merasa sangat insaf atas perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertobat. "


" Yang pertama , aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi pabila aku menggali kembali kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telah membelakangi kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru? " tanya pemuda itu. "Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah sewaktu hidupnya. Karena Allah menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, untuk membedakan mereka dari kaum muslim yang lain," jawab ahli ibadah tersebut.

Sambung pemuda itu lagi, " Kelompok yang kedua , aku lihat wajah mereka sangat elok saat mereka dimasukkan ke dalam liang lahat. Tatkala malam hari ketika aku menggali kubur mereka, ku lihat wajah mereka telah berubah menjadi babi. Mengapa begitu halnya, wahai tuan guru? " Jawab ahli ibadah tersebut, "Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang meremehkan dan meninggalkan sholat sewaktu hidupnya. Sesungguhnya shalat merupakan amalan yang pertama sekali diperiksa. Jika sempurna shalat, maka sempurnalah praktek kita yang lain,"

Pemuda itu melanjutkan lagi, "Wahai tuan guru, golongan yang ketiga yang aku lihat, pada waktu siang mayatnya terlihat seperti biasa saja. Ketika aku menggali kuburnya pada waktu malam, ku lihat perutnya terlalu gelembung, keluar pula ulat yang terlalu banyak dari perutnya itu. " "Mereka itulah kaum yang gemar memakan harta yang haram, wahai anak muda," balas anggota ibadah itu lagi.

" Kelompok keempat , ku lihat mayat yang jasadnya berubah menjadi batu bulat yang hitam warnanya. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru? " Jawab ahli ibadah itu, "Wahai pemuda, itulah golongan manusia yang durhaka kepada kedua orang tuanya sewaktu hidupnya. Sesungguhnya Allah sama sekali tidak ridho kepada manusia yang mendurhakai orangtua."

" Kelompok kelima , ku lihat ada pula mayat yang kukunya sangat panjang, hingga membelit-belit seluruh tubuhnya dan keluar segala isi dari tubuhnya, "sambung pemuda itu. "Anak muda, mereka itulah golongan yang gemar memutuskan silaturrahim. Selama hidupnya mereka suka memulai pertengkaran dan tidak bertegur sapa lebih dari 3 hari. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda, bahwa siapa yang tidak bertegur sapa lebih 3 hari bukanlah termasuk umat beliau," jelas ahli ibadah tersebut.

"Wahai guru, golongan yang keenam yang aku lihat, saat siangnya lahadnya kering kontang. Tatkala malam ketika aku menggali kembali kuburan itu, ku lihat mayat tersebut terapung dan lahadnya dipenuhi air hitam yang sangat busuk baunya, "" Wahai pemuda, itulah golongan yang memakan harta riba sewaktu hidupnya, "jawab ahli ibadah tadi.

"Wahai guru, golongan yang terakhir yang aku lihat, mayatnya selalu tersenyum dan berseri-seri pula wajahnya. Mengapa demikian halnya wahai tuan guru? " tanya pemuda itu lagi. Jawab ahli ibadah tersebut, "Wahai pemuda, mereka itulah golongan manusia yang berilmu. Dan mereka beramal pula dengan ilmunya sewaktu hidupnya. Inilah golongan yang mendapat keridhaan dan kemuliaan di sisi Allah baik sewaktu hayatnya maupun sesudah matinya."

Ingatlah, sesungguhnya dari Allah swt kita datang dan kepada Dia kita akan kembali. Kita akan dipertanggungjawabkan atas setiap amal yang kita lakukan.

Kisah Ular Dalam Kubur

Siapakan kelak yang mati di alam kuburnya akan ditemani oleh ular. Peringatan keras bagi mereka yang suka melalaikan atau menunda-nunda shalat. Sebab kelak ia akan ditemani oleh seekor ular di alam kubur. Ular tesebut bermata api, kukunya dari besi, dan suaranya bagaikan halilintar.


KISAHNYA
Dalam Kitab Azzawijr susunan Ahmad bin Hajar Al-Haitami berkata, "...Siapa yang meremehkan (meninggalkan) shalat akan dihukum oleh Allah SWT dengan lima belas siksa. Lima di dunia, dan tiga ketika mati, dan tiga di alam kubur..."


Ketiga siksa di alam kubur itu adalah disempitkan kuburnya sehingga hancur tulang tulang rusuknya, dinyalakan api dalam kubur dan didatangkan seekor ular.

Diriwayatkan bahwa kelak di dalam kubur orang yang suka melalaikan shalat akan didatangkan padanya ular yang bernama SYUJA'. Mata ular Syuja' tersebut buta, namun berapi, kuku-kukunya panjang dan terbuat dari besi.

Orang yang Melalaikan Shalat Inilah salah satu siksaan yang paling terang di alam kubur, kalau orang melalaikan kewajiban shalat.

Ular Syja' berkata kepada si mayat dengan suara seperti halilintar,
"Aku adalah Syuja' Al Aqra, Allah SWT menyuruhku memukul kamu karena meninggalkan shalat subuh hingga terbit matahari, dan memukulmu karena meninggalkan shalat Zuhur hingga Ashar, dan memukul kamu karena meninggalkan shalat Ashar hingga Maghrib, dan memukulmu karena meninggalkan shalat maghrib hingga Isya, dan memukulmu karena meninggalkan Shalat Isya hingga Subuh datang."

Ular Syuja' berkata lagi, "Tiap kali aku memukulmu, maka terbenamlah si mayat ke dalam tanah hingga tujuh puluh hasta, maka ia selalu tersiksa dalam kuburnya hingga hari kiamat."

Benar-benar dahsyat dan keras pukulan ular Syuja' hingga membuat si mayat menangis dengan kerasnya.

Astaghfirullah...
Semoga kita diberi kekuatan oleh Allah SWT agar selalu giat

melaksanakan shalat, terhindar dari rasa malas dan mengulur-ngulur waktu shalat, Aamiin...

Jumat, 02 Agustus 2013

Golongan Manusia Yang Meniti SHIRATHAL MUSTAQIM


- Pernahkah kita membayangkan menyeberangi sebuah jembatan yang begitu kecil dan tipis seukuran sehelai rambut dibelah tujuh? Begitulah kira-kira kalau kita mengumpamakan Jembatan Shirathal Mustaqim kelak. Sebuah jembatan yang akan menghubungkan Surga dan Neraka.

"Rasulullah SAW mengumpamakan bahwa sifat titian itu adalah lebih tipis daripada rambut dan lebih tajam daripada pedang." (H.R. Ahmad)

Lalu seperti apakah kelak umat manusia dapat melintasinya?

Perjalanan umat manusia di atas Sirathal Mustaqim dapat ditempuh dengan bermacam-
macam keadaan. Hal itu tercermin dari bagaimana mereka menghabiskan semua waktunya saat hidup di dunia. Berikut adalah macam-macam golongan manusia yang melintasinya :


1. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat kilat.

2. Ada golongan yang dapat melintasinya seperti tiupan angin.

3. Ada golongan yang dapat melintasinya seperti burung terbang.

4. Ada golongan yang dapat melintasinya seperti kecepatan kuda lomba.

5. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat lelaki perkasa.

6. Ada golongan yang dapat melintasinya secepat binatang peliharaan.

7. Ada golongan yang dapat melintasinya dalam jangka waktu sehari semalam.

8. Ada golongan yang dapat melintasinya dalam waktu selama satu bulan.

9. Ada golongan yang dapat melintasinya selama bertahun-tahun.

10. Ada golongan yang dapat melintasinya selama 25 ribu tahun.

11. Ada golongan yang dapat melintasinya dengan tertatih-tatih.

12. Ada golongan yang langsung terjatuh ke jurang api Neraka.

Rasulullah SAW bersabda, "Dan diletakkan sebuah jembatan diatas Neraka Jahannam, lalu aku dan ummatku menjadi orang pertama yang meniti di atasnya. Para Rasul berdoa pada hari itu : "Ya Allah, selamatkan! Selamatkan! Di kanan kirinya ada pengait pengait seperti duri pohon Sa’dan.
Pernahkah kalian melihat duri pohon Sa'dan?" Para sahabat menjawab,"Pernah, Ya Rasulullah." Lalu Rasulullah SAW melanjutkan,"Sesungguhnya pengait itu seperti duri pohon Sa'dan, namun hanya ALLAH yang tahu besarnya. Maka banyak ummat manusia yang disambar dengan pengait itu sesuai dengan amal perbuatannya di dunia." (H.R. Muslim)

"Suasana pada saat itu sangatlah mengerikan. Suara teriakan, raungan, jeritan meminta tolong, tangisan, dan ketakutan terdengar dari pelbagai arah. Lebih mengerikan suara gemuruh api neraka dari bawah sirath yang siap menelan orang terjatuh ke dalamnya. Tidak henti-henti Rasulullah SAW dan Nabi-Nabi yang lain termasuk juga malaikat berdoa untuk keselamatan manusia :

“Ya Allah, Selamatkan! selamatkan!" "Ia (jembatan shirath) adalah sebuah jalan yang sangat licin. Dan kaki sulit sekali berdiri di atasnya." (H.R. Muslim)

Bagaimanapun, berhasil tidaknya kita semua saat melintasi Sirath di akhirat ini adalah wujud hasil daripada titian (jalan) hidup yang kita pilih selama tinggal di dunia. Buah dari segala apa yang telah kita perbuat selama hidup di dunia. Barangsiapa yang selalu memilih selalu berada di jalan Allah dan senantiasa bepegang teguh dengan syariat Islam, maka sirath di akhirat ini akan mudah dilalui untuk sampai ke Surga. InsyaAllah.

Akan tetapi sebaliknya.. Jika kita jalani hidup penuh dengan kemaksiatan, maka bersiap-siaplah untuk diterkam api Neraka yang berkobar-kobar panas membara. Na'udzu Billahi Min Dzalik.

Rabbana Atina Fiddun-ya Hasanah. Wafil Akhirati Hasanah. Waqina 'Adzaban Nar.


Ya Allah.. Tuntunlah kami pada kebaikan di dunia serta kebaikan di akhirat. Dan jauhkanlah kami dari siksa api neraka. Amin Ya Rabbal 'Alamin.

Mayoritas Penduduk Neraka Ialah Wanita.

Tentang hal ini, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku melihat ke dalam surga maka aku melihat kebanyakan penduduknya adalah fuqara (orang-orang fakir), dan aku melihat ke dalam neraka maka aku menyaksikan kebanyakan penduduknya adalah wanita." (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas dan 'Imran serta selain keduanya).



Hadist ini menjelaskan kepada kita apa yang disaksikan oleh Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam tentang penduduk surga yang mayoritasnya adalah fuqara (para fakir miskin) dan neraka yang mayoritas penduduknya adalah wanita. Tetapi hadits ini tidak menjelaskan sebab-sebab yang mengantarkan mereka ke dalam neraka dan menjadi mayoritas penduduknya, namun disebutkan dalam hadits lainnya.

Di dalam kisah gerhana matahari yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabatnya melakukan shalat gerhana padanya dengan shalat yang panjang, beliau shallallahu 'alahi wa sallam melihat surga dan neraka. Ketika beliau melihat neraka, beliau bersabda kepada para shahabatnya radliyallahu 'anhum : " Dan aku melihat neraka, maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti itu sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita." Shahabat pun bertanya : "Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam?" Beliau shallallahu 'alahi wa sallam menjawab : "Karena kekufuran mereka." Kemudian ditanya lagi : "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab : "Mereka kufur terhadap suami-suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang diantara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata : Aku tidak pernah melihat sedikit pun kebaikan pada dirimu." (HR. Bukhari dari Ibnu Abbas radliyallahu 'anhuma).

Dalam hadits yang lainnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan tentang wanita penduduk neraka, beliau bersabda : " Dan wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakekatnya mereka telanjang, melenggak-lenggokkan kepala mereka karena sombong dan berpaling dari ketaatan kepada Allah dan suaminya, kepala mereka seakan-akan seperti punuk onta. Mereka tidak masuk surga dan tidak mendapatkan wanginya surga padahal wanginya bisa didapati dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim dan Ahmad dari Abu Hurairah radliyallahu 'anhu).

Dari 'Imran bin Husain ia berkata Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah wanita." (HR. Muslim dan Ahmad).

Imam Qurtubhi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : "Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal. Kemudian mereka juga sebab yang paling kuat untuk memalingkan kaum pria dari akhirat dikarenakan adanya hawa nafsu dalam diri mereka, kebanyakan dari mereka memalingkan diri-diri mereka dan selain mereka dari akhirat, cepat tertipu jika diajak kepada penyelewengan terhadap agama dan sulit menerima jika diajak kepada akhirat." (Jahannam Ahwaluha wa Ahluha halaman 29-30 dan At-Tadzkirah halaman 369).

Jika kita melihat keterangan dan hadits di atas dengan seksama, niscaya kita akan dapati beberapa sebab yang menjerumuskan kaum wanita ke dalam neraka bahkan menjadi mayoritas penduduknya dan yang menyebabkan mereka menjadi golongan minoritas dari penghuni surga. Hindarilah sebab-sebab ini semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita dari neraka, aamiin.

1. Kufur Terhadap Suami Dan Kebaikan-Kebaikannya

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menjelaskan hal ini pada sabda beliau di atas tadi. Kekufuran model ini terlalu banyak kita dapati di tengah keluarga kaum muslimin, yakni seorang istri yang mengingkari kebaikan-kebaikan suaminya selama sekian waktu yang panjang hanya dengan sikap suami yang tidak cocok dengan kehendak sang istri, sebagaimana kata pepatah : "Panas setahun dihapus oleh hujan sehari."

Padahal yang harus dilakukan oleh seorang istri ialah bersyukur terhadap apa yang diberikan suaminya, janganlah ia mengkufuri kebaikan-kebaikan sang suami karena Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan melihat istri model begini sebagaimana dijelaskan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Allah tidak akan melihat kepada wanita yang tidak mensyukuri apa yang ada pada suaminya dan tidak merasa cukup dengannya." (HR. Nasa'i di dalam Al-Kubra dari Abdullah bin 'Amr. Lihat Al-Insyirah fi Adabin Nikah, halaman 76).

Hadits di atas adalah peringatan keras bagi para wanita mukminah yang menginginkan ridha Allah Subhanahu wa Ta'ala dan surga-Nya. Maka tidak sepantasnya bagi wanita yang mengharapkan akhirat untuk mengkufuri kebaikan-kebaikan suaminya dan nikmat-nikmat yang diberikannya atau meminta dan banyak mengadukan hal-hal sepele yang tidak pantas untuk dibesar-besarkan.

Jika demikian keadaannya maka sungguh sangat cocok sekali jika wanita yang kufur terhadap suaminya serta kebaikan-kebaikannya dikatakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai mayoritas kaum yang masuk ke dalam neraka walaupun mereka tidak kekal di dalamnya.
Cukup kiranya istri-istri Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para shahabiyah sebagai suri teladan bagi istri-istri kaum mukminin dalam mensyukuri kebaikan-kebaikan yang diberikan suaminya kepadanya.

2. Durhaka Terhadap Suami

Kedurhakaan yang dilakukan seorang istri terhadap suaminya, pada umumnya berupa tiga bentuk kedurhakaan yang sering kita jumpai pada kehidupan masyarakat kaum muslimin. Tiga bentuk kedurhakaan itu ialah :
1. Durhaka dengan ucapan.
2. Durhaka dengan perbuatan.
3. Durhaka dengan ucapan dan perbuatan.

Bentuk pertama ialah seorang istri yang biasanya berucap dan bersikap baik kepada suaminya serta segera memenuhi panggilannya, tiba-tiba berubah sikap dengan berbicara kasar dan tidak segera memenuhi panggilan suaminya. Atau ia memenuhinya tetapi dengan wajah yang menunjukkan rasa tidak senang atau lambat mendatangi suaminya. Kedurhakaan seperti ini sering dilakukan seorang istri ketika ia lupa atau memang sengaja melupakan ancaman-ancaman Allah terhadap sikap ini.

Termasuk bentuk kedurhakaan ini ialah apabila seorang istri membicarakan perbuatan suami yang tidak ia sukai kepada teman-teman atau keluarganya tanpa sebab yang diperbolehkan syar'i. Atau ia menuduh suaminya dengan tuduhan-tuduhan yang bermaksud untuk menjelekkannya dan merusak kehormatannya sehingga nama suaminya jelek di mata orang lain. Bentuk serupa adalah apabila seorang istri meminta di thalaq atau di khulu' (dicerai) tanpa sebab syar'i. Atau ia mengaku-ngaku telah dianiaya atau didzalimi suaminya atau yang semisal dengan itu.

Permintaan cerai biasanya diawali dengan pertengkaran antara suami dengan istri karena ketidakpuasan sang istri terhadap kebaikan dan usaha sang suami. Atau yang lebih menyedihkan lagi bila hal itu dilakukannya karena suaminya berusaha mengamalkan syari'at-syari'at Allah Subhanahu wa Ta'ala dan sunnah-sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Sungguh jelek apa yang dilakukan istri seperti ini terhadap suaminya. Ingatlah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam : "Wanita mana saja yang meminta cerai pada suaminya tanpa ada sebab (yang syar'i, -pent) maka haram baginya wangi surga." (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi serta selain keduanya. Lihat Al-Insyirah fi Adabin Nikah, halaman 85).

Bentuk kedurhakaan kedua yang dilakukan para istri terjadi dalam hal perbuatan yaitu ketika seorang istri tidak mau melayani kebutuhan seksual suaminya atau bermuka masam ketika melayaninya atau menghindari suami ketika hendak disentuh dan dicium atau menutup pintu ketika suami hendak menemuinya dan yang semisal dengan itu.
Termasuk dari bentuk ini adalah apabila seorang istri keluar rumah tanpa izin suaminya walaupun hanya untuk mengunjungi kedua orang tuanya. Yang demikian seakan-akan seorang istri lari dari rumah suaminya tanpa sebab syar'i. Demikian pula jika sang istri enggan untuk bersafar (melakukan perjalanan) bersama suaminya, mengkhianati suami dan hartanya, membuka dan menampakkan apa yang seharusnya ditutupi dari anggota tubuhnya, berjalan ditempat umum dan pasar-pasar tanpa mahram, bersendau gurau atau berbicara lemah lembut penuh mesra kepada lelaki yang bukan mahramnya dan yang semisal dengan itu.

Bentuk lain adalah apabila seorang istri tidak mau berdandan atau mempercantik diri untuk suaminya padahal suaminya menginginkan hal itu, melakukan puasa sunah tanpa seizin suaminya, meninggalkan hak-hak Allah seperti shalat, mandi janabat atau puasa Ramadhan.Maka setiap istri yang melakukan perbuatan-perbuatan tersebut adalah istri yang durhaka terhadap suami dan bermaksiat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Jika kedua bentuk kedurhakaan ini dilakukan sekaligus oleh seorang istri maka ia dikatakan sebagai istri yang durhaka dengan ucapan dan perbuatannya dan inilah bentuk kedurhakaan yang ketiga. (Dinukil dari kitab An-Nusyuz karya Dr. Shaleh bin Ghanim As-Sadlan halaman 23-25 dengan beberapa tambahan).

Sungguh merugi wanita yang melakukan kedurhakaan ini. Mereka lebih memilih jalan ke neraka daripada jalan ke surga karena memang biasanya wanita yang melakukan kedurhakaan-kedurhakaan ini tergoda oleh angan-angan dan kesenangan dunia yang menipu.

Ketahuilah bahwa jalan menuju surga tidaklah dihiasi dengan bunga-bunga nan indah, melainkan dipenuhi oleh rintangan-rintangan yang berat untuk dilalui oleh manusia kecuali orang-orang yang diberi ketegaran iman oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tetapi ingatlah di ujung jalan ini ada surga yang Allah sediakan untuk hamba-hamba-Nya yang sabar menempuhnya.

Ketahuilah pula bahwa jalan menuju neraka memang indah, penuh dengan syahwat dan kesenangan dunia yang setiap manusia tertarik untuk menjalaninya. Tetapi ingat dan sadarlah bahwa neraka menanti orang-orang yang menjalani jalan ini dan tidak mau berpaling darinya semasa ia hidup di dunia.

Hanya wanita yang bijaksanalah yang mau bertaubat kepada Allah dan meminta maaf kepada suaminya dari kedurhakaan-kedurhakaan yang pernah ia lakukan. Ia akan kembali berusaha mencintai suaminya dan sabar dalam mentaati perintahnya. Ia mengerti nasib di akhirat dan bukan kesengsaraan di dunia yang ia takuti dan tangisi.


3. Tabarruj

Yang dimaksud dengan tabarruj ialah seorang wanita yang menampakkan perhiasannya dan keindahan tubuhnya serta apa-apa yang seharusnya wajib untuk ditutupi dari hal-hal yang dapat menarik syahwat lelaki. (Di nukil dari kitab Jilbab Al-Mar'atil Muslimah, halaman 120).

Hal ini kita dapati pada sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang wanita-wanita yang berpakaian tetapi hakekatnya telanjang dikarenakan minimnya pakaian mereka dan tipisnya bahan kain yang dipakainya. Yang demikian ini sesuai dengan komentar Ibnul 'Abdil Bar rahimahullah menyatakan : "Wanita-wanita yang dimaksudkan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ialah yang memakai pakaian yang tipis yang membentuk tubuhnya dan tidak menutupinya, maka mereka adalah wanita-wanita yang berpakaian pada dhahirnya dan telanjang pada hakekatnya." (Dinukil oleh Al-Imam Suyuthi di dalam kitab Tanwirul Hawalik 3/103).

Mereka adalah wanita-wanita yang hobi menampakkan perhiasan mereka, padahal Allah Subhanahu wa Ta'ala telah melarang hal ini di dalam firman-Nya : "Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan-perhiasan mereka." (QS. An-Nur : 31).

Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah menyatakan di dalam kitab Al-Kabair halaman 131 : "Termasuk dari perbuatan-perbuatan yang menyebabkan mereka dilaknat ialah menampakkan hiasan emas dan permata yang ada di dalam niqab (tutup muka/kerudung) mereka, memakai minyak wangi dengan misik dan yang semisal jika mereka keluar rumah ?"

Dengan perbuatan seperti ini berarti mereka secara tidak langsung menyeret kaum pria ke dalam neraka, karena pada diri kaum wanita terdapat daya tarik syahwat yang sangat kuat yang dapat menggoyahkan keimanan yang kokoh sekalipun. Terlebih bagi iman yang lemah yang tidak dibentengi dengan ilmu Al-Qur'an dan As-Sunnah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam sendiri menyatakan di dalam hadits yang shahih bahwa fitnah yang paling besar yang paling ditakutkan atas kaum pria ialah fitnahnya wanita.

Sejarah sudah berbicara bahwa betapa banyak tokoh-tokoh legendaris dunia yang tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala hancur karirnya hanya disebabkan bujuk rayu wanita. Dan berapa banyak persaudaraan di antara kaum mukminin terputus hanya dikarenakan wanita. Berapa banyak seorang anak tega melawan dan menelantarkan ibunya demi mencari cinta seorang wanita, dan masih banyak lagi kasus lainnya yang dapat membuktikan bahwa wanita model mereka ini memang pantas untuk tidak mendapatkan wanginya surga.

Hanya dengan ucapan dan rayuan, seorang wanita mampu menjerumuskan kaum pria ke dalam lembah dosa dan hina terlebih lagi jika mereka bersolek dan menampakkannya di hadapan kaum pria. Tidak mengherankan lagi jika di sana sini terjadi pelecehan terhadap kaum wanita, karena yang demikian adalah hasil dari perbuatan mereka sendiri.

Maka dari itu hindarilah tabarruj dan berhiaslah dengan pakaian yang Islami yang menyelamatkan kalian dari dosa di dunia ini dan adzab di akhirat kelak. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman : "Dan tinggallah kalian di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian bertabarruj dengan tabarrujnya orang-orang jahiliyah pertama dahulu." (QS. Al-Ahzab : 33).

Masih banyak sebab-sebab lainnya yang mengantarkan kaum wanita menjadi mayoritas penduduk neraka. Tetapi saya hanya mencukupkan tiga sebab ini saja karena memang tiga model inilah yang sering kita dapati di dalam kehidupan masyarakat negeri kita ini.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menuntunkan satu amalan yang dapat menyelamatkan kaum wanita dari adzab neraka. Ketika beliau selesai khutbah hari raya yang berisikan perintah untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan anjuran untuk mentaati-Nya. Beliau pun bangkit mendatangi kaum wanita, beliau menasehati mereka dan mengingatkan mereka tentang akhirat, kemudian beliau bersabda : "Bershadaqahlah kalian! Karena kebanyakkan kalian adalah kayu bakarnya jahannam!" Maka berdirilah seorang wanita yang duduk di antara wanita-wanita lainnya yang berubah kehitaman kedua pipinya, ia pun bertanya : "Mengapa demikian, wahai Rasulullah?" Beliau menjawab : "Karena kalian banyak mengeluh dan kalian kufur terhadap suami!" (HR. Bukhari).

Bershadaqahlah! Karena shadaqah adalah satu jalan untuk menyelamatkan kalian dari adzab neraka. Semoga Allah Subhanahu wa Ta'ala menyelamatkan kita dari adzab-Nya, Amiin. Wallahu 'alamu bish-shawwab.

Orang-orang yang Mayatnya Tidak Busuk Dalam Kubur.



- Disebutkan oleh hadits Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam keadaan tubuh asal pada hari Kiamat :


1). Para Nabi-Nabi
2). Para Ahli Jihad Fisabilillah
3). Para Alim Ulama menegakkan kalimah ALLAH.
4). Para Syuhada sentiasa memperjuangkan Islam.
5). Para Penghafal Al-Qur'an dan beramal dengan Al-Qur'an.
6). Imam atau Pemimpin yang Adil dalam menegak Syariat Allah.
7). Tukang Adzan yang tidak meminta habuan.
8. Wanita yang mati semasa melahirkan anak serta sentiasa taat pada perintah Allah.
9). Orang mati dibunuh atau dianiaya karena mempertahan Maruah dan Agama.

10). Orang yang mati di siang hari atau di malam Jum'at jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman yang sentiasa menjaga hukum agama semasa hidup di atas dunia. (HR. Bukhari Muslim)

Sudah Jelas uang halal dan Haram , tetapi kenapa Memilih yang Haram.

[Image_0]Atas nama dakwah sebagian da’i (baca: anggota dewan) bergerak laju mencari sumber-sumber dana. Dakwah memang perlu dana, tak dipungkiri. Namun benarkah mereka demi semata-mata dakwah? Benarkah sudah ditimbang-timbang sesuai syariah? Semoga, dan tidak boleh berburuk sangka! 

Tetapi, yang pasti dan lebih penting, bahwa dakwah lebih membutuhkan kepada dana yang berkah, dana yang bebas dari haram dan syubhat, atau bebas dari segala keraguan dan ketidakjelasan, agar agama dan dunia terjaga. Dakwah tidak membutuhkan para penggiat yang selalu mencari rukhshah dan alasan darurat, para pelaku yang selalu membidik celah fatwa para ulama mana yang bisa ‘dimainkan’, atau mencari legitimasi ketika bertanya. Tetapi dakwah lebih membutuhkan kepada pelaku yang ikhlas, kuat, jujur, terpercaya, amanah, tidak takut celaan manusia, wara’, sensitif terhadap dosa, ingat mati, dan menggantungkan kemenangan dakwah hanya kepada Allah Ta’ala. Di tangan merekalah kemenangan hakiki akan di raih. Insya Allah.

Dari An Nu’man bin Basyir Radhiallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنْ النَّاسِ فَمَنْ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ
“Sesungguhnya yang halal telah jelas, dan yang haram telah jelas, dan di antara keduanya ada yang samar-samar, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Barang siapa yang menjaga dirinya dari syubuhat (samar) maka sesungguhnya dia telah menjaga agama dan harga dirinya. Barangsiapa yang jatuh pada yang syubuhat, maka dia akan terjatuh pada hal yang haram, seperti seorang gembala yang menggembalakan ternaknya di daerah terlarang, maka ia akan nyaris terperosok jatuh ke dalamnya.”
(HR. Bukhari, Kitab Al Iman Bab Fadhli Man Istabra’a Li Dinihi, Juz. 1, Hal. 90, No hadits. 50. Muslim, Kitab Al Musaqah Bab Akhdzi al Halal wa Tarki asy Syubuhat, Juz. 8, Hal. 290, No hadits. 2996. Al Maktabah Asy Syamilah)


Kemenangan dakwah dan harakah hanya akan diberikan kepada orang-orang bertaqwa, sebagaimana yang Allah Ta’ala janjikan, ketika menceritakan karakter orang-orang bertaqwa di Madinah pada awal-awal surat Al Baqarah:
وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (5)
“Mereka itulah orang-orang yang memperoleh kemenangan.” (QS. Al Baqarah (2): 5)

Bukan hanya memberikan kemenangan, Allah Ta’ala juga hanya mau menerima amal shalih orang-orang bertaqwa.
Dari Abu Hurairah Radhiallahu ‘Anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا
“Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak akan menerima kecuali yang baik-baik.”
(HR. Muslim, Kitab Az Zakah Bab Qabul Ash Shadaqah min Al Kasbi Ath Thayyib wa Tarbiyatiha, Juz. 5, Hal. 192, No hadits. 1686. At Tirmidzi, Kitab Tafsirul Quran ‘an Rasulillah Bab wa Min Suratil Baqarah, Juz. 10, Hal. 249, No hadits. 2915. Ahmad, Juz. 17, Hal. 40, No hadits. 7998)

Bagaimanakah orang bertaqwa itu? Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan:
لَا يَبْلُغُ الْعَبْدُ أَنْ يَكُونَ مِنْ الْمُتَّقِينَ حَتَّى يَدَعَ مَا لَا بَأْسَ بِهِ حَذَرًا لِمَا بِهِ الْبَأْسُ
“Seorang hamba tidaklah sampai derajat bertaqwa, sampai dia meninggalkan apa-apa yang dibolehkan, karena dia hati-hati jatuh kepada hal yang terlarang.”
(HR. Tirmidzi, Kitab Shifah Al Qiyamah war Raqa’iq wal Wara’ ‘an Rasulillah Bab Ma Ja’a fi Shifati Awanil Haudh, Juz. 8, Hal. 490, No hadits. 2375. At Tirmidzi berkata: “Hadits ini hasan gharib, saya tidak mengetahui kecuali dari jalur ini.” Ibnu Majah, Kitab Az Zuhd Bab Al Wara’ wat Taqwa, Juz. 12, Hal. 260, No hadits. 4205. Al Hakim, Mustadrak ‘Alas Shahihain, Juz. 18, Hal. 271, No hadits. 8013. Al Hakim berkata: “Hadits ini sanadnya shahih, tetapi Bukhari-Muslim tidak meriwayatkannya.” Syaikh al Albany menyatakan hasan, dalam Misykah al Mashabih, Juz. 2, Hal. 127, No hadits. 2775. Al Maktabah Asy Syamilah)

Maka, sudah sepantasnya bagi pejuang Islam, pejuang partai dakwah, mereka menjadi orang pertama dalam hal kehati-hatian ini. Bukan justru menjadi bahan cemooh manusia –yang seharusnya mereka mendapatkan contoh yang baik- lantaran dengan begitu simplistis mengatakan ‘ini demi dakwah’, lalu secara tidak terkendali bermain api pada proyek, lalu dibahasakan dengan ‘mengawal proyek’, namun orang lain melihatnya sebagai minta jatah, minta persenan, dan lainnya. Sehingga ada kesan ‘kemaruk’ proyek dan menjadi bahan hangat pemberitaan media masa dan pengamat.
Ini semua sudah terjadi. Maka, hati-hatilah! Alih-alih demi maslahat dakwah, ternyata dakwah dan da’inya justru dijauhkan dan diperolok-olok umat karena perbuatan yang mereka sangka baik namun tanpa perhitungan,
Allah Ta’ala telah memperingatkan:

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا (103) الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا (104)
“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. Al Kahfi (18): 103-104)
Yang Pasti-Pasti Saja, Memang, di zaman serba sulit, banyak manusia yang berputus asa. Sampai-sampai ada yang mengatakan –walau nada gurau-, “Jangankan yang halal, yang haram saja susah.” Ungkapan nihil optimisme ini tidak boleh ada pada pribadi da’i yang telah lulus seleksi salimul aqidah yang meyakini wallahu khairur raaziqiin (Allah-lah sebaik-baiknya pemberi rezeki).

Dahulu, Al Imam Asy Syahid –Insya Allah- Hasan al Banna Rahimahullah, ditawari berceramah tentang demokrasi di radio dengan imbalan 5000 Pound (nilai yang sangat besar saat itu) dari penjajah Inggris, dangan syarat ia harus berceramah tentang Demokrasi menurut pemahaman Inggris. Imam al Banna menolak dan berkata: “Enyahlah kalian! Kalian telah tersesat dari jalan yang benar dan menyimpang dari kebenaran!” (Badr Abdurrazzaq Al Mash, Manhaj Da’wah Hasan Al Banna, Hal. 79)Inilah Al Banna, dia tidak berkata: “Saya akan terima, uang ini akan saya manfaatkan demi maslahat dakwah ke depan.” Tidak! Dia bukan tipe orang yang menggadaikan ashalah dakwah demi seonggok sampah dunia, dan dia meyakini bahwa niat yang baik tidaklah merubah keharaman. Dia bukan tipe orang yang berdalih ‘demi maslahat’ tetapi syariat menjadi korban. Sebab, dia memahami, “Dar’ul Mafasid Muqaddamun ‘ala Jalbil Mashalih” (menolak kerusakan harus didahulukan dari pada mengambil maslahat).

Dahulu, Ustadz Umar At Tilmisani Rahimahullah bertemu dengan salah seorang menteri pada masa pemerintahan Anwar Sadat. Keduanya saling bertukar pandangan, di akhir perbincangan menteri itu berkata:
“Bagaimana kondisi keuangan Anda?”
Ustadz Umar menjawab: “Alhamdulillah baik, tertutupi.”
Menteri: “Sesungguhnya Negara mendukung Koran dan majalah di Mesir, dan majalah Ad Da’wah sebagai majalah Islam lebih berhak mendapatkannya.”
Ustadz Umar sambil menahan emosinya berkata: “Ya Syaikh … nabi sudah mendahului Anda … jangan lagi membicarakan ini denganku.” (Muhammad Abdul Hamid, 100 Pelajaran Dari Para Pemimpin Ikhwanul Muslimin, Hal. 141)

Dahulu, ketika Syaikh Dr. Said Ramadhan al Buthy mendapatkan honor pertamanya sebagai dosen dari mengajar pada perguruan milik pemerintah, lalu dia memberikan sebagian honornya kepada ayahnya yakni Syaikh Ramadhan al Buthy. Namun tanpa diduga, uang itu ditolak ayahnya, karena faktor ‘syubhat’nya uang pemerintah.

Demikianlah contoh para du’at sejati, du’at yang jujur, dan pemimpin sejati, dan seharusnya begitulah kita berlomba-lomba, hanya berani menerima dana untuk dakwahnya dari sumber pendanaan yang pasti kehalalannya dan pasti keamanannya. Tidak lucu jika seorang da’i –karena keluguan dan kelatahannya main proyek- dia memanfaatkan uang yang bukan haknya, bukan pula hak jamaah, dengan dalih demi dakwah, dan dia membeberkan hal itu ketika digeledah KPK! Lalu diberitakan media massa, yang mereka tahu adalah Anda telah memanfaatkan uang negara untuk kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk dakwah? Untuk daurah? Mereka tidak mau tahu ….. Sekali lagi, tahan nafsumu …. Jangan sampai ini terjadi. Minimal … Rasa Malu ..
Rasa malu adalah benteng terakhir. Rasa malu membuat pezina mengurungkan niatnya, rasa malu membuat pelaku porno aksi membatalkan aksinya dan rasa malu membuat seorang tokoh harus menjaga citra dirinya. Para da’i adalah orang yang paling berhak menyandang sebagai pemalu. Malu berbuat maksiat, malu jika diam dari kemungkaran, malu tidak shalat berjamaah di masjid, malu jika menerima uang yang bukan haknya, malu ‘memohon’ jatah mobil baru ke pemda dengan dalih demi operasional dakwah … lagi-lagi dakwah dijadikan alas an, lebih tepatnya dikambinghitamkan.

Hendaklah mereka malu kepada Allah Ta’ala, dan kalau pun sudah tidak malu kepada Allah Ta’ala, malu-lah kepada malaikat sang pencatat, kalau pun tidak malu kepada malaikat, malu-lah kepada manusia, kalau pun tidak malu kepada manusia, malu-lah kepada keluarga di rumah, kalau pun tidak malu kepada keluarga, maka malu-lah kepada diri sendiri dan hendaklah jujur bahwa apa yang dilakukannya adalah kesalahan, minimal meragukan. Fitrah keimanan akan menolaknya, kecuali jika memang sudah taraf Imanuhum fi Proyekihim (Iman mereka ada pada proyek-proyek mereka).
Maafkan saya jika harus mengatakan seperti yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
إِنَّ مِمَّا أَدْرَكَ النَّاسُ مِنْ كَلَامِ النُّبُوَّةِ إِذَا لَمْ تَسْتَحْيِ فَافْعَلْ مَا شِئْتَ

“Sesungguhnya di antara ucapan kenabian yang manusia dapatkan adalah: “Jika kamu tidak lagi mempunyai rasa malu, maka lakukanlah apa saja sekehendakmu.” (HR. Bukhari, Kitab Ahadits Al Anbiya Bab Hadits Al Ghar, Juz.11, Hal. 302, No hadits. 3224. Ibnu Majah, Kitab Az Zuhd Bab Al Haya’, Juz. 12, Hal. 221, No hadits. 4173, semuanya dari jalur Abu Mas’ud. Al Maktabah Asy Syamilah)

Harus Diselamatkan!
Tak ada kata lain, dakwah ini harus diselamatkan jika ingin tidak berakhir sebelum kisahnya selesai. Allah Ta’ala telah menceritakan umat-umat terdahulu yang dimusnahkanNya lantaran sikap keras kepala, pembangkangan, dan menghalalkan segala cara.

Sudah sering kita membicarakan ‘Kemenangan Dakwah’. Seharusnya –saat ini- lebih penting kita membicarakan ‘Keselamatan Dakwah’. Bagaimana bisa menang jika eksistensi terancam. Ya, secara formal masih eksis, tetapi secara nilai dan moral, sudah tidak dianggap oleh manusia. Manusia menganggapnya sama dengan (partai) lainnya. Ini bahaya. Harus diluruskan dengan evaluasi dan koreksi diri lalu bertobat dan merubah sikap, bukan dengan apologi dan membela diri membabi buta, tak peduli benar salah.
Sayang, jika dakwah ini –yang Syaikh Mutawalli Asy Sya’rawi Rahimahullah katakan laksana pohon yang baik, akarnya menghujam dan dahannya meninggi- harus rubuh lantaran perilaku segelintir orang yang tidak lagi peduli, paling tidak memudar kepekaannya terhadap salah satu perkara penting dalam Islam; yakni halal-haram, khususnya halal-haram dalam mendapatkan uang.
Wallahu A’lam